Sabtu, 17 November 2012

Busuknya Kebencian


Pada suatu sore di sebuah sekolah dasar ketika para murid kelas 5A sedang bersiap untuk pulang ke rumah mereka masing – masing, tiba – tiba ibu guru menghentikan sejenak mereka sejenak. Ibu guru ingin agar para murid memperhatikan sejenak apa yang akan dia sampaikan sebelum para murid itu pergi pulang. “ Anak – anak, ibu punya sebuah tugas yang harus kalian emban selama seminggu ini ” ujar sang guru dengan suara penuh kepada siswa. “ Tugas apa bu? ” Tanya seorang murid. “ Begini nak ibu mempunyai satu tugas unik untuk kalian. Sambil melanjutkan perkataannya kepada para murid Ibu guru pun mengambil sekardus tomat segar, kantung plastik, kertas, gunting dan spidol dari kolong bangkunya. “ Ini dia, tolong kalian tulis di sebuah kertas nama orang yang sangat kalian benci dan tolong kalian tempel di kantung plastik yang telah ibu bagikan, kemudian kalian isi kantung plastik itu dengan tomat. Isinya sesuai dengan perasaan benci yang kalian miliki kepada orang tersebut. Misalnya saya membenci orang yang bernama Lucky lalu saya tulis namanya di sebuah kertas dan saya tempel di kantung plastik dan saya mengisinya dengan lima buah tomat karena saya nilai dengan jumlah tomat yang sebanyak itu dapat menggambarkan perasaan benci saya. Lalu, ibu minta agar kalian membawa kantung plastik yang berisi tomat ini kapan pun, di mana pun, dan jangan sampai kalian tinggalkan. Saat kalian bermain, belajar atau bahkan disaat kalian pergi ke kamar mandi. Minggu depan semua kantung harap dikumpulkan. Paham anak – anak ?”. “ Paham bu !” para murid menjawab dengan serempak. Para murid pun segera melaksanakan tugas yang telah diperintahkan oleh ibu guru. Setelah itu mereka pun pulang ke pangkuan orang tua mereka masing – masing. Sehari, dua hari mereka mungkin merasa senang membawa tomat itu kemana pun mereka pergi. Namun setelah tiga hari satu, dua tomat pun mulai memperlihatkan kebusukannya. Perlahan – lahan tomat itu membusuk. Para murid pun bingung. Mereka bingung bagaimana caranya melanjutkan tugas ini. Baru saja tiga hari tugas ini diemban namun tomat ini telah menunjukkan kebusukannya. Para murid ini pun mulai risih dengan bau busuk yang tercium dari tomat yang membusuk ini. Belum lagi rasa berat karena harus membawa bungkusan tomat ini di mana pun dan kapan pun. Mereka mulai tidak betah karena harus membawa tomat ini di saat mereka sedang bermain. Hari ketiga, keempat dan kelima mereka lewati. Mulanya hanya satu yang busuk namun sebagian besar tomat yang ada di bungkusan itu pun membusuk dan bahkan ada beberapa siswa yang seluruh tomat kepunyaannya membusuk. Hari keenam dan keetujuh akhirnya tiba saatnya untuk mengumpulkan tugas ini kepada ibu guru. Mereka membawa tugas ini dengan perasaan jijik. Ruangan kelas pun menjadi berbau busuk karena tomat yang mereka bawa. Namun di saat yang bersamaan pula ibu guru hanya tersenyum. Sang pahlawan tanpa tanda jasa ini bahkan terpingkal dengan kelakuan anak didiknya. Murid – murid pun heran dengan sikap guru mereka. Lalu mereka pun bertanya tentang sebab ibu guru tertawa. Lalu ibu guru menjawab “ anak – anak inilah gambaran tentang perasaan benci. Semakin kalian simpan lama – lama maka semakin busuk perasaan itu. Belum lagi dengan berat beban dari perasaan benci itu. Apakah kalian tidak sadar ? perasaan benci ini akan membusuk. Dampaknya pun akan terasa oleh orang sekitar kalian. Mereka akan terganggu dengan perasaan benci yang kalian miliki. Mereka tidak akan simpatik dengan orang yang memiliki rasa benci yang berlebih terhadap seseorang. Jika kalian menyimpan rasa benci ini kepada seseorang yang kalian benci maka lama kelamaan perasaan itu akan membusuk dan jika tidak dibuang kalian akan membawa perasaan itu benci itu sendiri selamanya. Bahkan di saat kalian sedang beribadah dengan tuhan. Kalian menghadap tuhan dengan membawa segenap rasa benci terhadap sesama insan manusia. Kalian tidak malu dengan tuhan ? dia saja maha pemaaf mengapa kita sebagai hambanya tidak demikian?”. Oleh sebab itu anak – anak ibu mau agar kalian tidak membenci dan tidak menyimpan perasaan benci itu di dalam hati kalian. Jika tidak perasaan benci itu akan membusuk dan hati kalian pun akan membusuk pula”. Mulai sejak itu para murid pun saling meminta maaf satu sama lain. Mereka telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari ibu guru mereka. Sahabat, seperti itulah perasaan benci manusia. Semakin disimpan semakin membusuk. Hati dan perilaku kita pun akan ikut membusuk karena kebencian yang kita simpan. Apalagi jika kalian meluapkan perasaan benci kalian itu, mungkin saja cacian, kata – kata kasar dan hinaan akan kalian tujukan kepada orang yang kalian benci itu. Oleh sebab itu sahabat marilah kita sejenak tenangkan diri kita dan mulailah membuang beban yang selama ini kita simpan. Buanglah perasaan benci yang membusuk itu. Maafkanlah segala perbuatan orang yang kalian benci dan mulailah menjaga kebersihan hati kita. Sahabat rasa benci itu tidak mendatangkan keuntungan apa – apa. Marilah kita saling memafkan satu sama lain dan membuang perasaan benci itu untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar